Mulai Terjadinya Pergeseran Nilai Idul Fitri

 


ACEH - Idul Fitri merupakan hari raya setelah melaksanakan ibadah puasa Ramadhan yang jatuhnya pada 1 Syawal.

Idul Fitri merupakan kembalinya seorang hamba kepada fitrah (suci) setelah menebus diri sebulan penuh, tentunya dengan ibadah puasa dan qiyamul lail.

Selain menahan lapar dan dahaga, puasa juga melatih seorang hamba untuk mampu meminimalisir pergerakan hawa nafsunya.

Mensucikan hatinya, membaguskan perkataannya dan mensedikitkan pergerakan anggotanya kepada sesuatu yang tidak bernilai ibadah.

Orang yang berpuasa adalah telah melewati tiga tahap, yaitu tahap rahmah, maghfirah dan 'itqu minannar.

Dimana dalam tahap rahmah seorang hamba menuntut kasih sayangnya Allah sehingga ia benar-benar ikhlas dalam melaksanakan puasa. Tahap maghfirah merupakan harapan tertinggi seorang hamba agar semua dosa yang pernah ia lakukan diampuni oleh Allah dan tahap 'itqu minannar menjadi impian setiap hamba, ia terbebas dari api neraka dan sahlah menjadi seorang yang bertaqwa.

Derajat paling mulia disisi Allah adalah taqwa dan dengan bertaqwa pula seorang hamba akan Allah tempatkan didalam surga.

"Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti", (Q. S Al-Hujarat: 13).

"Orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya diantar ke dalam surga secara berombongan sehingga apabila mereka telah sampai di sana dan pintu-pintunya telah dibuka, para penjaganya berkata kepada mereka, “Salāmun ‘alaikum (semoga keselamatan tercurah kepadamu), berbahagialah kamu. Maka, masuklah ke dalamnya (untuk tinggal) selama-lamanya!”, (Q. S Az-Zumar: 73).

Artinya, setelah melaksanakan puasa Ramadhan sebulan penuh maka setiap hamba telah Allah ampuni semua dosanya yang berhubungan dengan Allah, tinggal saja dosanya yang berhubungan sesama makhluk.

Perayaan Idul Fitrilah sebagai momentum untuk saling bersilaturrahmi untuk meminta dan menggadai kemaafan sesama manusia atas segala dosa yang pernah dilakukan.

Hakikat Nilai Idul Fitri

Karena Idul Fitri merupakan saatnya untuk saling silaturrahmi untuk menggadai kemaafan sesama manusia agar seorang hamba benar-benar fitrah di Idul Fitri.

Setiap anak kembali kerumah orang tuanya untuk memohon maaf kepada orang tuanya. Murid silaturrahmi dengan gurunya untuk meminta maaf dan meminta keridhaan ilmu yang telah guru berikan. Setiap kerabat silaturrahmi dengan kerabat yang lain untuk mencari kemaafan.

Para sahabat, patner kerja dan rekan lainnya pun saling  silaturrahmi dan saling meminta maaf agar diri benar-benar suci dari dosa dihari fitri ini.

Ini biasanya menghabiskan satu, dua dan tiga hari, sehingga tempat-tempat wisata masih sunyi dan sepi, warung-warung masih tutup dan setiap orang masih sibuk dengan silaturrahmi.

Nilai Idul Fitri Yang Mulai Bergeser

Dalam beberapa tahun tetakhir ini, terlihat nilai Idul Fitri yang mulai bergeser, dari nilai silaturrahmi untuk mencari kemaafan kepada nilai menyenangkan diri dan keluarga untuk mencari tempat wisata.

Hari pertama Idul Fitri saja mulai mengunjungi tempat wisata dan menghabiskan waktu disana, paling untuk silaturrahmi hanya setengah hari pada hari pertama.

Bila ini yang kita lakukan dan perlihatkan kepada anak-anak kita, mereka akan berfikir bahwa Idul Fitri itu bukan harinya silaturrahmi tapi harinya untuk bermain, sehingga nilai ukhuwah dalam diri akan mulai menipis dan takutnya suatu saat akan hilang.

Kuatnya Islam bukan saja baiknya hubungan seseorang dengan Allah tapi terjalinnya hubungan yang erat sesama muslim.

Islam itu seperti tubuh yang satu bila kita saling silaturrahmi dan bila silaturrahmi sudah mulai kita tinggalkan maka kita akan merasa nafsi-nafsi yang akan mengurangi rasa sosial dalam diri.

Mari dalam merayakan Idul Fitri 1445 H ini, kita tanam dan pertebal kembali ikatan silaturrahmi agar kita semakin bersatu dan menjauhi segala jenis kemaksiatan di hari fitri agar Islam akan kokoh kembali.

Penulis guru MTsN 6 Aceh Utara dan Pimpinan LPI Al-Alif Malikussaleh

Zulkifli, S.Pd.I, M.Pd

Post a Comment

Previous Post Next Post